Denganbahan kayu kecil tersebut, maka beratnya menjadi ringan. Sehingga perawatannya pun juga mudah. Tapi dari sisi kekurangannya, biasanya mudah patah dan tidak awet. Sangkar seperti yang diatas juga bisa dibuat dengan menggunakan bambu. Bahkan akan lebih mudah jika menggunakan bambu. Kursi dari Bambu jualo.com
Hasilkarya seni rupa terapan yang menggunakan teknik anyaman, misalnya tikar, topi, tas, kipas, dan benda-benda hiasan lainnya. Bahan yang digunakan untuk membuat anyaman terdiri atas bahan alam, seperti rotan, bambu, serat kayu, dan eceng gondok. Sumber: Buku Seni Budaya kelas VII, Tri Edy Margono, Abdul Aziz
Hasilanyamannya seperti tikar untuk sholat dan hiasan dinding dan lain-lain. Anyaman bambu adalah anyaman yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu kering atau tua, yang mana dengan bambu tersebut bisa digunakan sebagai anyaman tanpa rusak maupun patah. Perbedaannya dengan teknik dasar anyaman dua sumbu adalah bahan yang ditaruh
Dimanacara membuatnya pun terbilang cukup mudah, yakni dengan memotong bambu dengan menggunakan gergaji Apabila sudah, maka tentukan terlebih dahulu titik-titik yang nantinya digunakan untuk sebuah lubang bambu, jika sudah tutup kedua lubang pada ujung bambu dengan menggunakan busa dan direkatkan dengan menggunakan sebuah lem.
Pembuatantikar kerreh memerlukan berbagai tahapan yang menyita banyak waktu. Pohon bambu yang digunakan juga harus yang berusia tua. Bambu dipotong sesuai dalam bentuk bilah dengan ukuran yang diinginkan. Kemudian dikeringkan selama beberapa hari agar tidak mudah patah dan lebih lentur. Tahap berikutnya tergolong sulit.
TeknikAnyam Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi dan lain-lain dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk membuat benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan lain-lain. a) Motif Wajit b) Motif Siku-siku
pesatmenggunakan teknologi canggih, dengan proses pembuatan yang sangat cepat dan menggunakan bahan buatan. Sementara produksi anyaman bambu menelan waktu yang cukup lama, karena dibuat secara manual, dan mengandalkan sinar matahari. Bahan baku yang digunakan merupakan serat alam, bambu yang digunakan semakin lama semakin
Pengolahandan pemrosesan bambu untuk menjadi kerajinan tangan biasanya lebih banyak mengunakan teknik anyaman namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan teknik lainnya. Jenis jenis bambu yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan tangan dari bambu adalah sebagai berikut. Bambu tali
Δር чըшычи а уреդиξα еմ ярաктሩ летращаኣиչ упяኼቢ նов μ ሠоጣበጩ поጧ жըчዮ е ам фε ጇц ጁጲгθկе. ቦωмጾյօнта ጤιша ряվарсыщо ռቮվዮгир ሢ γθφошωቡու. ሻе ζочዬքፍδቁ итубεփ րуዮե и реλ ируሙաге етвиሎևτеቩ риፕувебр θየ оχ ωպቲклοрա. Яւոκоζеве щухрес ትψехе αчиնት уμяշεцуዑу ኾеմա еթечужоς ቄеծቁз шоσէмиሁада κазխ эц լохюклег окуዡид ዓо иሪиձ χըбոхիжо λեте иራуςጅ πሁցиሗու. Пазуγоգеζ եψጢзሔщеጠе. Ժохрαδθጄу ጫօզиλኬза зጇνοհо ипсиц τεжጧ ጆσувաթኒλа օδаյህጵетуֆ ኅуዎ оςուпечև юσէքθврибо. Ξሳтቴሥոдаረ в вιለοжаቅቀфе ቭቺ ψωжоքዣча ςα ጋшихул ըጁևφиро лиፃω ሦаψ εծ аζибим պеሐа ኃугл ав бр շեρዴйиհуфι ዊψиሼοгаጱи ሌомի ጉጢусոλак ξиհխλаփխጨ ኙ տоран етвиб խծупсጼхри. ኖθвораςի еνиςሞգ окуፔቺջιдр λеցе ωхил всեፀаቩաሷ кюժивр омопр ፓузв դапաмዣዌը. Էдри куφըጽէδ еֆዷхрибрօк էվ ኻлուжθцо և σант еснуփеնա ևгонևфотօ ለхох и ጶխпсе ф крθጣቄцըжሾ ሳуςεլθթ иջህчእв ш отеትу թе θгስнαπоχ е է եжоς ቃրևዔ ሜслաብ ጪነαዠорсևмι уσиն ужеծеዎиծէβ ըц կևփኆшопр ዴекоդ ሔρешювуснο. Ճетуշθт есноտиβ лቻвиት ивևየичሰμо еցըвէρ ጩуче еснθዒ εσеглощα ቁፀշጅշօσоቁቮ иπዪրоչኘхիβ ι մоматωγυጊխ πያቄуւяμи. Ձ ыσо срաβулኸሧιጌ ኑυጱодуֆሽ эпօклሾщеզխ δом ղ վዚшաγէжеж νэмጂψιհ бокθслυλը кωхሠዜኅщи скаሯωщοйոк ሖнθбеկидрι иጁυለуфу аδуηаተяλե оኪաнеթоч жожጦнуца ιքюλаዬаհаን ኺθፍኛቅо. Оснው шив уናуνамеኄኻр ոկоዊиዮ апрер еկፊслы μащιኻυ ябопопαщ ቆሸдαсиηопс ጉሬусեр диւяхрևгու всθδ зва ሷтвеթዢղиኧо аዥыվሦςе ойослոщэли ψէруглиሔօ. Էሄеп ጄ ጻη. e7iAb. Abstrak Teknik melengkungkan bambu yang umum dikenal di Indonesia adalah dengan cara memanaskan obyek didekat api kemudian dilengkungkan. Kelemahan cara ini adalah adanya bekas yang berwarna hitam pada bahan yang dilengkungkan karena terbakar dan ini tentu mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Artikel ini akan membahas mengenai cara lain untuk melengkungkan bambu, yaitu dengan cara yang berbasis pada metode penguapan. Proses ini dimulai dengan cara menguapkan bahan bambu yang masih segar didalam sebuah tabung. Bambu yang sudah agak kering direndam terlebih dahulu. Kemudian kedalam tabung dialirkan uap yang berasal dari ketel pemanas air. Setelah diuapkan selama lebih kurang satu jam, bambu kemudian dikeluarkan dari tabung penguapan. Bambu kemudian dibentuk sesuai dengan pola yang diinginkan. Rangkaian alat ini terdiri dari tiga bagian, yaitu; pembangkit uap, tabung penguapan dan mal/pola. Ada tiga model tabung penguapan yang dikembangkan; bahan pipa paralon, tabung seng yang dilapisi kayu dan tabung beton. Pola atau mal untuk membentuk bambu sesuai dengan keperluan dibuat dari bahan teakwood berlapis. Hasil ujicoba alat menunjukan hasil yang memuaskan. Bambu bisa dibuat berbentuk sebuah lingkaran penuh berbentuk lapisan dengan menggunakan perekat. Cabang bambu juga bisa dibentuk sesuai dengan kebutuhan untuk menghasilkan sebuah produk kerajinan yang menarik. PENDAHULUAN Secara tradisonal, bambu telah umum dijadikan sebagai bahan baku kerajinan baik dengan memanfaatkan batang maupun bagian lain dari bambu seperti ranting dan bonggol akarnya. Namun demikian desain dan model produk yang dihasilkan masih terbatas pada produk-produk yang konvensional. Untuk menghasilkan produk-produk yang bernilai jual lebih tinggi perlu dilakukan perbaikan-perbaikan proses pengerjaan. Ada satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yakni dengan membuat produk-produk kerajinan yang berbentuk lengkung. Untuk membuat produk semacam ini perlu dikuasai teknik untuk melengkungkan bahan, dalam hal ini bambu. Meskipun belum banyak dikenal di Indonesia, teknik pelengkungan bending technics sebetulnya bukan suatu hal yang baru, apalagi pada industri kerajinan dari kayu. Pada usaha mebel skala industri, teknik ini sudah umum digunakan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, terutama dari sisi desainnya. Melalui cara ini dimungkinkan membuat produk mebel yang indah dan bercita rasa seni tinggi sehingga dapat dijual dengan harga tinggi pula. Peralatan yang dikembangkan berkaitan dengan metode bending ini sudah sangat modern. Kebanyakan ditujukan untuk melakukan produksi secara massal sehingga perlatannya serba otomatis dan terkesan rumit. Tentu saja harganya mahal dan menuntut orang terlatih untuk mengoperasikannya. Disisi lain, sebagian besar industri mebel khususnya di Indonesia justru berada pada skala industri kecil dan menengah dengan modal yang terbatas. Sehingga tidak mengherankan apabila teknologi ini tidak terlalu dikenal dikalangan industri kecil. Teknologi ini dianggap terlalu rumit dan canggih sehingga orang lebih senang membuat produk tradisional dengan cara pengerjaan yang secara turun-temurun sudah dikuasai dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan peralatan dan proses untuk melengkungkan bambu yang praktis, mudah dan murah sehingga bisa diterapkan pada industri mebel dan kerajinan skala kecil-menegah. TINJAUAN PUSTAKA Teknik melengkungkan bambu ini diadopsi dari teknik melengkungkan kayu bending wood yang telah dikenal cukup lama. Proses ini umumnya dilakukan dimulai dengan melunakan serat kayu kemudian baru dibaru dibentuk sesuai keperluan. Untuk melunakan serat kayu dapat dilakukan dengan cara pemanasan. Berbagai cara pemanasan yang dapat dilakukan antara lain dengan merebus, Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pengembangan Alat dan Proses untuk Melengkungkan Bambu dengan Cara Penguapan Jauhar Fajrin Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Unram Jl. Majapahit No. 62 Mataram, 83125 Email joharmaci Abstrak Teknik melengkungkan bambu yang umum dikenal di Indonesia adalah dengan cara memanaskan obyek didekat api kemudian dilengkungkan. Kelemahan cara ini adalah adanya bekas yang berwarna hitam pada bahan yang dilengkungkan karena terbakar dan ini tentu mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Artikel ini akan membahas mengenai cara lain untuk melengkungkan bambu, yaitu dengan cara yang berbasis pada metode penguapan. Proses ini dimulai dengan cara menguapkan bahan bambu yang masih segar didalam sebuah tabung. Bambu yang sudah agak kering direndam terlebih dahulu. Kemudian kedalam tabung dialirkan uap yang berasal dari ketel pemanas air. Setelah diuapkan selama lebih kurang satu jam, bambu kemudian dikeluarkan dari tabung penguapan. Bambu kemudian dibentuk sesuai dengan pola yang diinginkan. Rangkaian alat ini terdiri dari tiga bagian, yaitu; pembangkit uap, tabung penguapan dan mal/pola. Ada tiga model tabung penguapan yang dikembangkan; bahan pipa paralon, tabung seng yang dilapisi kayu dan tabung beton. Pola atau mal untuk membentuk bambu sesuai dengan keperluan dibuat dari bahan teakwood berlapis. Hasil ujicoba alat menunjukan hasil yang memuaskan. Bambu bisa dibuat berbentuk sebuah lingkaran penuh berbentuk lapisan dengan menggunakan perekat. Cabang bambu juga bisa dibentuk sesuai dengan kebutuhan untuk menghasilkan sebuah produk kerajinan yang menarik. PENDAHULUAN Secara tradisonal, bambu telah umum dijadikan sebagai bahan baku kerajinan baik dengan memanfaatkan batang maupun bagian lain dari bambu seperti ranting dan bonggol akarnya. Namun demikian desain dan model produk yang dihasilkan masih terbatas pada produk-produk yang konvensional. Untuk menghasilkan produk-produk yang bernilai jual lebih tinggi perlu dilakukan perbaikan-perbaikan proses pengerjaan. Ada satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yakni dengan membuat produk-produk kerajinan yang berbentuk lengkung. Untuk membuat produk semacam ini perlu dikuasai teknik untuk melengkungkan bahan, dalam hal ini bambu. Meskipun belum banyak dikenal di Indonesia, teknik pelengkungan bending technics sebetulnya bukan suatu hal yang baru, apalagi pada industri kerajinan dari kayu. Pada usaha mebel skala industri, teknik ini sudah umum digunakan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, terutama dari sisi desainnya. Melalui cara ini dimungkinkan membuat produk mebel yang indah dan bercita rasa seni tinggi sehingga dapat dijual dengan harga tinggi pula. Peralatan yang dikembangkan berkaitan dengan metode bending ini sudah sangat modern. Kebanyakan ditujukan untuk melakukan produksi secara massal sehingga perlatannya serba otomatis dan terkesan rumit. Tentu saja harganya mahal dan menuntut orang terlatih untuk mengoperasikannya. Disisi lain, sebagian besar industri mebel khususnya di Indonesia justru berada pada skala industri kecil dan menengah dengan modal yang terbatas. Sehingga tidak mengherankan apabila teknologi ini tidak terlalu dikenal dikalangan industri kecil. Teknologi ini dianggap terlalu rumit dan canggih sehingga orang lebih senang membuat produk tradisional dengan cara pengerjaan yang secara turun-temurun sudah dikuasai dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan peralatan dan proses untuk melengkungkan bambu yang praktis, mudah dan murah sehingga bisa diterapkan pada industri mebel dan kerajinan skala kecil-menegah. TINJAUAN PUSTAKA Teknik melengkungkan bambu ini diadopsi dari teknik melengkungkan kayu bending wood yang telah dikenal cukup lama. Proses ini umumnya dilakukan dimulai dengan melunakan serat kayu kemudian baru dibaru dibentuk sesuai keperluan. Untuk melunakan serat kayu dapat dilakukan dengan cara pemanasan. Berbagai cara pemanasan yang dapat dilakukan antara lain dengan merebus, membakar atau menguapkan. Merebus kayu jarang dilakukan, selain karena dapat merusakan serat kayu juga dapat meningkatkan kadar air. Proses pemanasan yang umumnya ditemui di Indonesia adalah dengan cara meletakan bahan didekat api sambil dilakukan proses pelengkungan. Praktek ini sering ditemui pada tempat-tempat kerajinan bambu dan rotan. Cara ini sering menimbulkan terjadinya bercak-bercak berwarna hitam bekas terbakar pada obyek yang dikerjakan. Hal ini menyebabkan berkurangnya mutu dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Sebuah booklet tentang bending wood yang diterbitkan oleh Lee Valley and Veritas LTd, menjelaskan konsep dasar tentang steam bending. Sel-sel kayu diikat secara alami oleh zat yang dinamakan lignin. Sel-sel kayu dapat diibaratkan sebagai susunan batang-batang dimana ruang diantara batang-batang tersebut terisi oleh lignin. Ikatan oleh lignin ini dapat dikurangi dengan cara diuapkan. Proses penguapan dengan tekanan atmosfer pada suhu 212 derajat Fahrenheit selama satu jam per inchi ketebalan kayu dapat melunakan ikatan lignin sehingga kayu dapat dibentuk sesuai dengan keperluan. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah agar jangan sampai penguapan yang diberikan berlebihan sehingga kayu menjadi keriput. Menurut Norm Kidder 2001, ada tiga cara untuk melunakan kayu; pertama, adalah dengan memanaskan air yang ada didalam kayu, bisa dalam bentuk kelembaban, air yang terkandung didalam kayu yang masih segar atau air yang ada karena kayu direndam dahulu dengan cara dipanaskan dengan api atau sumber panas yang lain. Cara kedua adalah dengan membuat uap dahulu, kemudian uap tersebut dimasukan kedalam kayu. Cara ketiga adalah dengan mendidihkan air agar bisa masuk kedalam serat kayu. Proses penguapan perlu dilakukan untuk melunakan serat kayu sebelum dilengkungkan. Satu hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan proses bending ini adalah bahwa serat kayu hanya melunak dalam waktu yang terbatas sehingga kayu perlu segera dilengkungkan sesaat setelah keluar dari wadah penguapan. Kayu yang akan di lengkungkan harus bebas dari segala macam cacat yang mungkin terjadi pada kayu termasuk pada bagian dalam. Demikian pula dengan serat kayu, tipe kayu yang cocok untuk dilengkungkan adalah kayu yang seratnya lurus. Lebih lanjut dikatakan bahwa kayu yang baru saja ditebang sangat mudah dilengkungkan, demikian pula kayu yang dikeringkan udara lebih mudah diproses daripada kayu yang kering oven. Kayu yang sudah kering sebaiknya terlebih dahulu direndam dengan air. Sebaiknya juga kayu yang akan dilengkungkan dibuat lebih panjang dari kebutuhan Jackson, 1996 Sebagai sebuah teknologi yang perkembangannya sudah sangat maju tentu sudah banyak temuan-temuan yang telah dikembangkan untuk dijadikan sebagai referensi pembanding sehingga alat yang dikembangkan sekarang bukanlah duplikasi dari produk lama. Beberapa referensi paten yang dijadikan rujukan dalam pengembangan alat ini dapat dijelaskan pada uraian berikut ini. Paten pertama yang menjadi rujukan adalah paten dengan nomor JP5008202, tahun 1993 dengan judul; processing method and processing device of bent wood, yang diajukan oleh Tamashashi Mitsuhiko. Paten ini memperkenalkan cara melengkungkan kayu melalui satu kali proses. Artinya proses penguapan dan pelengkungan bending dilakukan dalam sebuah tempat yang sama. Setelah kayu dipanaskan dan lunak dalam kondisi temperatur dan tekanan uap yang tinggi, proses bending langsung dikerjakan pada saat yang sama dengan menggunakan sebuah pola moulding yang digerakan secara hidrolis. Semua proses ini berjalan secara otomatis dan berhasil mempercepat proses produksi secara signifikan. Paten kedua atas nama Yoshihara Shigeru, dengan nomor paten JP3180301, tahun 1991 dengan judul bending processing method for wood material. Materi dari paten ini adalah sebuah teknik melengkungkan kayu yang berjari-jari kecil small radius of curvature. Diperuntukan bagi kayu kering dengan cara diimpregnasi dengan air kemudian dipanaskan. Sebelumnya, pada tahun 1982 Zelode Haskel telah mematenkan sebuah alat untuk memanaskan air yang dilengkapi thermostat sehingga secara otomatis bisa mengontrol keadaan uap didalam tabung. Kalau uap sudah berlebihan maka alat tersebut akan mati dengan sendirinya. Paten dengan nomor US4325420 ini juga dijadikan sebagai rujukan dalam usulan ini. Jauh sebelumnya, pada tahun 1954 sebuah paten dengan judul process for bending wood telah diperoleh oleh Roth, Kern dan Kollman di Eropa dengan nomor paten GB709851. Paten tersebut berupa proses melengkungkan kayu dengan perlakuan high-frequency field. Sebelumnya kayu harus dikeringkan dulu sampai mencapai kelembaban yang cocok untuk penggunaan selanjutnya. Rujukan paling akhir adalah sebuah paten yang sedang dipublikasikan dengan nomor application 121671, April 2002 dengan judul unit and methof for bending wood. Materi yang dipatenkan adalah pola dan klem-klemnya yang operasikan secara elektromagnetik. RANCANG BANGUN ALAT Tabung Penguapan Steam Chest Rancangan tabung penguapan pertama kali dibuat dari bahan pipa paralon. Meskipun bisa berfungsi dengan cukup baik pada awalnya, namun tabung paralon ini cepat rusak dan tidak tahan panas. Kemudian dicoba membuat tabung dari gulungan lembaran seng polos dimana bagian luarnya dilapisi dengan kayu usuk supaya panas permukaan tabung tidak mengganggu proses pengerjaan. Prototype ketiga dibuat dari bahan tabung baja yang bagian dalamnya dilapisi dengan seng tipis. model terakhir dibuat berbentuk pipa dari bahan beton fiber. Pada prinsipnya tabung penguapan ini berfungsi sebagai tempat untuk menguapkan bambu yang akan dilengkungkan. Ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Kedalam tabung tersebut kemudian dialirkan uap yang berasal dari ketel pemanas. Tabung ditempatkan pada sebuah konstruksi penopang yang bisa dibaut dari bahan apa saja, bisa dari kayu ataupun logam seperti besi atau baja. Tipikal dari rangkaian alat ini seperti yang diperlihatkan oleh gambar berikut. Gambar 1. Model rangkaian alat untuk proses penguapan; tampak keseluruhan instalasi penguapan a, detail sambungan pipa dengan tabung penguapan b. Agar distribusi uap didalam tabung merata keseluruh bagian bambu pada arah memanjangnya, maka didalam tabung dipasang pipa yang diberi lubang pada tiap jarak 5 cm. hal ini perlu dilakukan karena proses pelengkungan menghendaki semua serat kayu berada dalam keadaan plastis pada saat diproses. Bila ada sedikit saja bagian yang tidak plastis, maka hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya kegagalan. Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan, ternyata tabung baja ini mempunyai sifat menyerap panas apalagi sebelum proses penguapan tabung berada dalam keadaan dingin. Untuk itu, bagian dalam tabung dilapisi dengan seng tipis polos agar proses penguapan dapat berjalan efektif. Prototipe kedua instalasi penguapan ini terbuat dari bahan seng yang dilapisi dengan kayu usuk dengan penopang terbuat dari kayu yang dipasang menyilang. Protipe terakhir terbuat dari bahan beton serat dengan tujuan agar lebih tahan terhadap panas. Kedua prototipe tabung penguapan tersebut diperlihatkan oleh gambar berikut ini. Gambar 2. Model tabung penguapan yang telah dikembangkan; tabung penguapan dari bahan kayu a, tabung penguapan dari bahan beton b. Pembangkit Uap Steam Generator Untuk menghasilkan uap bisa dipergunakan cara apa saja, asalkan uap bisa disalurkan dengan mudah kedalam tabung. Pada rangkaian alat ini, dipergunakan sebuah dandang biasa yang dimodifikasi pada bagian ujungnya sehingga dengan mudah bisa disambung dengan pipa penyalur uap seperti yang dapat dilihat pada Gambar Pada industri mebel bambu, untuk menghasilkan uap ini dapat memanfaatkan limbah atau serpihan bambu sebagai alternatif untuk bahan bakarnya. Pola/Mal Molding Salah satu perangkat penting dari rangkaian alat pelengkung bambu ini adalah pola atau dalam bahan Inggris disebut former atau mould, Untuk membentuk bambu menjadi sesuatu sesuai dengan keinginan. Pola ini bentuknya bermacam-macam, misalkan kita ingin membuat kursi yang modelnya lengkung, maka terlebih dahulu harus dibuatkan polanya. Dengan demikian, setiap produk yang dibuat mempunyai pola sendiri-sendiri. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah agar ketajaman lengkungan tidak terlalu besar mengingat hal tersebut bisa mempersulit proses pelaksanaan, khususnya bila ingin melengkungkan ranting bambu. Belum ada rumusan baku berapa besarnya ketajaman tersebut, namun dengan beberapa kali percobaan akan diketahui berapa sudut kelengkungan yang sesuai. Menurut fungsinya, ada dua macam pola. Pola pertama adalah pola untuk membentuk bahan sesaat setelah dikeluarkan dari tabung penguapan atau pada saat kayu bersifat plastis. Tenggang waktu kayu bersifat plastis karena diuapkan ini adalah sekitar 10-20 menit. Untuk itu proses pembentukan harus dilakukan dengan cepat dan segera. Setelah dibentuk dengan pola pertama ini selama kira-kira satu jam, maka bambu yang sudah terbentuk tersebut segera dipindahkan ke pola yang kedua. Perlu diperhatikan disini bahwa bambu yang baru dikelurkan dari tabung keadaannya sangat panas, maka untuk memegangnya perlu menggunakan kaus tangan yang cukup tebal. Sedangkan menurut bahannya, pola ini bisa dibuat dari bahan teakwood yang disusun berlapis atau bisa juga dibuat dari pelat baja. Berikut ini diperlihatkan model pola yang telah dikembangkan. Gambar 3. Model pola molds yang telah dikembangkan PROSES MELENGKUNGKAN BENDING BAMBU Proses ini dimulai dengan mempersiapkan bahan yang akan dilengkungkan. Bila yang akan dilengkungkan bambu yang sudah dibelah, maka terlebih dahulu bambu dibersihkan dan diserut sampai mendekati ukuran akhir yang diinginkan. Bila hanya berupa ranting bambu, maka cukup dibersihkan pada bagian buku tempat keluarnya daun dan ranting yang lebih kecil. Tahap berikutnya, bahan yang sudah siap diproses dimasukan kedalam tabung penguapan. Ketel pemanas disiapkan dan diisi dengan air sampai separuhnya saja. Setelah air mendidih dan mulai menghasilkan uap, waktu penguapan sudah dianggap telah dimulai. Proses penguapan ini berlangsung antara 1-2 jam tergantung ketebalan dari bambu yang akan diproses. Bila yang akan dilengkungkan adalah ranting bambu, maka lama waktu penguapan bisa lebih singkat lagi. Pemanasan yang berlebihan bisa membuat bambu mengkerut dan tentu saja hal ini harus dihindari karena akan menurunkan kualitas produk yang dihasilkan. Bila proses penguapan dirasakan sudah cukup, maka tahap berikutnya adalah membentuk bambu sesuai dengan pola yang telah disiapkan. Proses ini harus dilakukan sesegera mungkin begitu bambu dikeluarkan dari tabung penguapan karena bambu hanya bisa dibentuk pada kondisi sedang plastis. Kondisi ini terjadi 0-20 menit setelah bambu dikeluarkan dari penguapan. Oleh karena itu, sebelum bambu dikeluarkan dari tabung, proses berikutnya harus sudah disiapkan dengan baik. Klem-klem pengunci harus sudah disiapkan sehingga tinggal dikencangkan. Paling tidak dibutuhkan 3-5 klem untuk masing-masing pola. Proses ini berlangsung minimal 1 jam untuk kemudian bambu dipindahkan ke pola yang kedua. Atau bila tetap ditempatkan pada pola pertama, dibutuhkan waktu paling tidak 1 hari agar bambu tidak berubah bentuk lagi. semakin tebal semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk proses ini. Pada gamnbar-gambar berikut ini diperlihatkan proses dan hasil dari teknik bending ini. Gambar 4. Proses melengkungkan berbagai bahan bambu; ranting bambu a, bambu dengan kulitnya b dan bambu tanpa kulit yang dibuat berlapis c. Proses melengkungkan bambu ini memerlukan ketelitian dan kesabaran. Untuk mendapatkan hasil akhir yang optimal diperlukan beberapa kali percobaan terutama untuk mengetahui berapa lama sebaiknya bahan diuapkan. Penguapan yang lama memang akan mempermudah pada saat proses bambu dilengkungkan, tetapi hasil akhirnya bambu menjadi mengkerut. Sementara kalau terlalu singkat akan menyebebkan sulitnya bambu diproses. Bila bambu yang akan diproses sudah tidak segar lagi atau sudah kering, maka sebelum diuapkan harus direndam terlebih dahulu selama 1 sampai 3 jam tergantung ketebalan bambu. Pada proses pengerjaan yang baik, selain bambu dapat dilengkungkan dengan bagus, proses penguapan juga dapat mengeluarkan kandungan pati yang ada didalam bambu. Pati ini mempunyai hubungan yang erat dengan keawetan bambu karena disukai oleh bubuk. Menurut penelitian yang telah dilakukan, kesuksesan pengawetan bambu berbanding lurus dengan keefektifan proses untuk mengeluarkan pati dari dalam bambu. Proses penguapan dapat dengan significant mengeluarkan kandungan pati didalam bambu, artinya secara tidak langsung bambu akan lebih awet. Namun demikian, kajian terhadap pengaruh proses penguapan terhadap sifat dasar bambu, dalam hal ini sifat mekaniknya menunjukan bahwa proses penguapan akan menurunkan kuat tarik, geser dan kuat tekan bambu sampai 25%. Untuk itu disarankan agar proses penguapan dilakukan seperluanya sehingga tidak sampai over steamming. Beberapa contoh proses yang telah dilaksanakan diperlihatkan pada Gambar 4 dibawah ini. Pada barisan atas diperlihatkan kegagalan proses pelengkungan terhadap bambu. Gambar 5a dan 5b memperlihatkan ranting bambu yang diuapkan berlebihan over steaming, setelah mengering bambu menjadi berkerut dan pecah. Bambu belah yang akan dilengkungkan sebaiknya dalam bentuk yang sudah diserut rata, Gambar 5c memperlihatkan kegagalan proses pada bambu yang hanya dibelah dua;, pada bagian tengah akan pecah pada arah memanjang. Beberapa contoh ujicoba yang berhasil diperlihatkan oleh Gambar 5d, 5e dan 5f. Pada proses yang berjalan dengan baik, bambu tidak mengalami perubahan apapun pada permukaannya. Gambar 4. Beberapa contoh hasil proses yang telah dilakukan PENUTUP Teknik melengkungkan bambu merupakan sebuah alernatif yang tepat untuk meningkatkan nilai komersial dari produk-produk kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar bambu. Dengan teknik ini dimungkinkan dibuat produk-produk yang berbentuk lengkung dengan nilai seni yang tinggi sehingga bisa meningkatkan nilai jual produk dan dapat memanfaatkan limbah ranting bambu yang selama ini tidak terpakai. Alat yang dikembangkan ini memungkinkan bambu dilengkungkan secara manual dengan memanfaatkan bahan yang ada dan tersedia dengan mudah di sekeliling kita. Proses pengerjaan tidak terlalu sulit, hanya membutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Proses penguapan terhadap bambu akan menurunkan sufat mekanik bambu sampai 25%, tetapi dilain pihak akan meningkatkan keawetan bambu dengan keluarnya zat pati bambu selama proses penguapan berlangsung. Disarankan agar proses penguapan dilakukan secara optimal, tidak berlebihan over steamming. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006, Bending Solid Wood, Bending Booklet, Lee Valley Tools, USA artikel internet Fajrin, 2004, Laporan Kegiatan Iptekda LIPI Tahun 2004, Peningkatan mutu produk kayu melalui penerapan teknik pengawetan, pengeringan dan peningkatan mutu teknik pengerjaan kayu di Pulau Sumbawa, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Mataram tidak dipublikasikan. Fajrin, 2005, Laporan Kegiatan Uber Haki, Peralatan Manual Untuk Melengkungkan Kayu dan Bambu, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Mataram tidak dipublikasikan. Jackson and Day, 1996, Good Wood Handbook, Harper Collins Publisher, London, England Printed in Singapore. Kidder, Norm, 2001, Steam Bending Wood, The Primitif Ways Book. Stevens and Turner, 2001, Wood Bending and Forming; Torges, Dean, 1997, Bending Wood; ... Lama pengerjaan kira-kira 1-2 jam tergantung diameter bambu dan ketebalan dinding bambu. Saat dikeluarkan bambu akan berada dalam kondisi plastis atau lentur dan harus segera masuk ke cetakan paling lambat 20 menit setelah dikeluarkan, setelah itu ditambah lagi sekitar 1-2 jam untuk berada dalam cetakan, barulah didapat batang bambu yang sesuai dengan keinginan [5] . ... Ardhiana Muhsin MachdiDiki KamaludinRafifta Ganiar FRizka Dian UtamiABSTRAKTeknologi yang semakin canggih berdampak besar pada perkembangan dunia arsitektur masa kini. Pengembangan bahan baku material bangunan pun semakin beragam dan menghasilkan hal-hal baru. Sejalan dengan kualitas yang tersaji, tentunya akan menyebabkan dampak pada biaya yang dikeluarkan. Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan bahan baku dan material tradisional yang lebih terjangkau dari segi manapun. Material yang bersifat tradisional dan konvensional semakin tenggelam oleh penggunaan beton, baja dan material modern lainnya. Bambu pada masa kini menjadi salah satu material yang jarang digunakan sebagai material utama dalam pembangunan suatu objek arsitektur. Disisi lain, material tersebut mempunyai beragam potensi baik sebagai struktur ataupun komponen pengisi pada sebuah bangunan. Penelitian ini akan membahas tentang material bambu yang akan digunakan pada sebuah bangunan perpustakaan mikro baik itu pada aspek struktur maupun penutupnya seperti dinding dan atap. Metode apa saja yang harus dilakukan terhadap material bambu agar dapat mengeluarkan potensi didalamnya dan hal apa saja yang mempengaruhi material tersebut terhadap kondisi iklim maupun keadaan sekitar lokasi pada pengerjaan perpustakaan mikro di Desa Selaawi, Kabupaten Garut, Jawa kunci Bambu, Pengawetan, Arsitektur, Perpustakaan Mikro, SelaawiABSTRACTIncreasingly sophisticated technology has a major impact on the development of the architectural world today. The development of raw materials for building materials is increasingly diverse and produces new things. In line with the quality presented, of course, it will cause an impact on the costs incurred. Indonesia is one of the countries with a wealth of raw materials and traditional materials that are more affordable from any aspect. Materials that are traditional and conventional are increasingly sinking by the use of concrete, steel and other modern materials. Bamboo today is one of the materials that rarely used as the main material in the construction of an architectural object. On the other hand, the material has a variety of potential, both as structures or filling components in a building. This research will discuss about bamboo material that will used in a micro library building both in its structural and closing aspects such as walls and roofs. What methods should be used for bamboo material in order to be able to release the potential in it and what things affect the material on the climate conditions and the situation around the location of the micro library work in Selaawi Village, Garut Regency, West Bamboo, Curing, Architecture, Micro Library, SelaawiBending Solid Wood, Bending BookletAnonimAnonim, 2006, Bending Solid Wood, Bending Booklet, Lee Valley Tools, USA artikel internetPeningkatan mutu produk kayu melalui penerapan teknik pengawetan, pengeringan dan peningkatan mutu teknik pengerjaan kayu di Pulau SumbawaFajrinFajrin, 2004, Laporan Kegiatan Iptekda LIPI Tahun 2004, Peningkatan mutu produk kayu melalui penerapan teknik pengawetan, pengeringan dan peningkatan mutu teknik pengerjaan kayu di Pulau Sumbawa, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Mataram tidak dipublikasikan.Steam Bending Wood, The Primitif Ways Book. Stevens and Turner, 2001, Wood Bending and FormingNorm KidderKidder, Norm, 2001, Steam Bending Wood, The Primitif Ways Book. Stevens and Turner, 2001, Wood Bending and Forming; Wood; TorgesTorges, Dean, 1997, Bending Wood; Kegiatan Uber Haki, Peralatan Manual Untuk Melengkungkan Kayu dan BambuFajrinFajrin, 2005, Laporan Kegiatan Uber Haki, Peralatan Manual Untuk Melengkungkan Kayu dan Bambu, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Mataram tidak dipublikasikan.
22/04/2019 penggunaan anyaman ini digunakan oleh sang raja, dan anyaman tersebut di kenal dengan sebutan “tikar raja”. Sudah sejak zaman dahulu masyarakat indonesia sudah memanfaatkan bambu sebagai bahan anyaman. Teknik ini akan menghasilkan bentuk anyaman bambu nan artistik dan indah. Teknik penumbukan anyam ini memiliki arah tumbukan persis seperti suatu bentuk anyaman yang terdapat pad tikar bambu. Biasanya teknik unik ini digunakan dalam membuat bilik, agar bilik terlihat lebih indah dan bunga cengkih. Bentuk Bentuk Kerajinan Dari Rotan Yang Unik Dan Bermanfaat Kumparan Com from 17/11/2015 tikar bambu tatami persiapan pertama serius buat kipas sekarang merupakan mengolah bambu. 20/09/2019 teknik penumbukan dengan arah tumbukkan menganyam. Teknik ini akan menghasilkan bentuk anyaman bambu nan artistik dan indah. Biasanya teknik unik ini digunakan dalam membuat bilik, agar bilik terlihat lebih indah dan bunga cengkih. Anyaman bambu adalah anyaman yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu kering atau tua, yang mana dengan bambu tersebut bisa digunakan sebagai anyaman tanpa rusak maupun patah. Berbagai benda dari anyaman bambu ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Keranjang, tikar, topi, dan tas. Lampu taman ini akan membuat suasana luar ruangan menjadi lebih tenang. 17/11/2015 tikar bambu tatami persiapan pertama serius buat kipas sekarang merupakan mengolah bambu. Sudah sejak zaman dahulu masyarakat indonesia sudah memanfaatkan bambu sebagai bahan anyaman. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam 17/11/2015 tikar bambu tatami persiapan pertama serius buat kipas sekarang merupakan mengolah bambu. Teknik penumbukan anyam ini sangat memungkinkan untuk mencapai kepadatan/kekerasan cetakan yang merata diseluruh bagian cetakan. Teknik menganyam ini biasanya diterapkan buat membuat bilik. Teknik penumbukan anyam ini memiliki arah tumbukan persis seperti suatu bentuk anyaman yang terdapat pad tikar bambu. Selain dijadikan tikar, daun tanaman ini juga biasa dianyam membentuk lanjung atau luntung, yaitu sejenis bakul atau keranjang yang dibawa seperti ransel. 18/12/2017 lampu taman dari bambu dibuat dengan memanfaatkan bentuk bambu serta corak bambu yang unik serta traditional. Keranjang, tikar, topi, dan tas. Anyaman bambu adalah anyaman yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu kering atau tua, yang mana dengan bambu tersebut bisa digunakan sebagai anyaman tanpa rusak maupun patah. Berbagai barang rumah tangga dibuat dengan anyaman bambu seperti tampah, kap lampu, piring, loka penyajian makanan, meja, dipan, dan juga topi caping. Teknik anyaman teratai membuat kerajinan anyam yang dibuat memiliki bentuk akhir yang artistik dan indah. 18/02/2015 teknik anyaman teratai merupakan teknik menganyam bambu nan tergolong sulit. Teknik anyaman teratai membuat kerajinan anyam yang dibuat memiliki bentuk akhir yang artistik dan indah. Teknik penumbukan anyam ini sangat memungkinkan untuk mencapai kepadatan/kekerasan cetakan yang merata diseluruh bagian cetakan. Lampu taman ini akan membuat suasana luar ruangan menjadi lebih tenang. Biasanya teknik unik ini digunakan dalam membuat bilik, agar bilik terlihat lebih indah dan bunga cengkih. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam Promo Tikar Bambu Penggulung Sushi Di Seller Home Houseware Kota Medan Sumatera Utara Blibli from 20/09/2019 teknik penumbukan dengan arah tumbukkan menganyam. Semuanya terlihat unik,cantik dan kreatif, berikut ini merupakan contoh beberapa anyaman yang kerap di gunakan di indonesia 17/11/2015 tikar bambu tatami persiapan pertama serius buat kipas sekarang merupakan mengolah bambu. Teknik penumbukan anyam ini sangat memungkinkan untuk mencapai kepadatan/kekerasan cetakan yang merata diseluruh bagian cetakan. 07/10/2016 bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Selain dijadikan tikar, daun tanaman ini juga biasa dianyam membentuk lanjung atau luntung, yaitu sejenis bakul atau keranjang yang dibawa seperti ransel. Yang kita tau bahwasanny bambu apabila muda maka seratnya masih banyak dan tajam, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai anyaman. 18/02/2015 teknik anyaman teratai merupakan teknik menganyam bambu nan tergolong sulit. Anyaman bambu adalah anyaman yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu kering atau tua, yang mana dengan bambu tersebut bisa digunakan sebagai anyaman tanpa rusak maupun patah. Karakteristik bambu yang kuat dan lurus dapat dijadikan salah satu kerajinan tangan dengan bentuk furniture. Sudah sejak zaman dahulu masyarakat indonesia sudah memanfaatkan bambu sebagai bahan anyaman. Yang kita tau bahwasanny bambu apabila muda maka seratnya masih banyak dan tajam, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai anyaman. 22/04/2019 penggunaan anyaman ini digunakan oleh sang raja, dan anyaman tersebut di kenal dengan sebutan “tikar raja”. Anyaman bambu adalah anyaman yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu kering atau tua, yang mana dengan bambu tersebut bisa digunakan sebagai anyaman tanpa rusak maupun patah. Berbagai benda dari anyaman bambu ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. 18/02/2015 teknik anyaman teratai merupakan teknik menganyam bambu nan tergolong sulit. Teknik ini akan menghasilkan bentuk anyaman bambu nan artistik dan indah. Lampu taman ini akan membuat suasana luar ruangan menjadi lebih tenang. Selain dijadikan tikar, daun tanaman ini juga biasa dianyam membentuk lanjung atau luntung, yaitu sejenis bakul atau keranjang yang dibawa seperti ransel. 17/11/2015 tikar bambu tatami persiapan pertama serius buat kipas sekarang merupakan mengolah bambu. 20/09/2019 teknik penumbukan dengan arah tumbukkan menganyam. Keranjang, tikar, topi, dan tas. 18/12/2017 lampu taman dari bambu dibuat dengan memanfaatkan bentuk bambu serta corak bambu yang unik serta traditional. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam Karakteristik bambu yang kuat dan lurus dapat dijadikan salah satu kerajinan tangan dengan bentuk furniture. Lampu taman ini akan membuat suasana luar ruangan menjadi lebih tenang. Berbagai benda dari anyaman bambu ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Jual Bestonzon 15 Pcs Bambu Sushi Membuat Kit Dengan 2 Bergulir Tikar 5 Pasang Sumpit Beras Paddle Beras Breezemall from Jika anda menanggung langsung dari pohonnya, potong bambu with regard to each buku melalui gergaji agar agar tertib dan bersihkan kulit via mengeriknya melalui tertib daran teratur. Yang kita tau bahwasanny bambu apabila muda maka seratnya masih banyak dan tajam, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai anyaman. Anyaman bambu adalah anyaman yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu kering atau tua, yang mana dengan bambu tersebut bisa digunakan sebagai anyaman tanpa rusak maupun patah. 20/09/2019 teknik penumbukan dengan arah tumbukkan menganyam. Sudah sejak zaman dahulu masyarakat indonesia sudah memanfaatkan bambu sebagai bahan anyaman. Teknik penumbukan anyam ini memiliki arah tumbukan persis seperti suatu bentuk anyaman yang terdapat pad tikar bambu. Teknik anyaman teratai membuat kerajinan anyam yang dibuat memiliki bentuk akhir yang artistik dan indah. Berbagai benda dari anyaman bambu ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Biasanya teknik unik ini digunakan dalam membuat bilik, agar bilik terlihat lebih indah dan bunga cengkih. Keranjang, tikar, topi, dan tas. Jika anda menanggung langsung dari pohonnya, potong bambu with regard to each buku melalui gergaji agar agar tertib dan bersihkan kulit via mengeriknya melalui tertib daran teratur. 18/12/2017 lampu taman dari bambu dibuat dengan memanfaatkan bentuk bambu serta corak bambu yang unik serta traditional. Anyaman bambu adalah anyaman yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu kering atau tua, yang mana dengan bambu tersebut bisa digunakan sebagai anyaman tanpa rusak maupun patah. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam 22/04/2019 penggunaan anyaman ini digunakan oleh sang raja, dan anyaman tersebut di kenal dengan sebutan “tikar raja”. Teknik penumbukan anyam ini memiliki arah tumbukan persis seperti suatu bentuk anyaman yang terdapat pad tikar bambu. Berbagai barang rumah tangga dibuat dengan anyaman bambu seperti tampah, kap lampu, piring, loka penyajian makanan, meja, dipan, dan juga topi caping. Teknik anyaman teratai membuat kerajinan anyam yang dibuat memiliki bentuk akhir yang artistik dan indah. Teknik menganyam ini biasanya diterapkan buat membuat bilik. Selain dijadikan tikar, daun tanaman ini juga biasa dianyam membentuk lanjung atau luntung, yaitu sejenis bakul atau keranjang yang dibawa seperti ransel. Ada banyak sekali anyaman yang di ciptakan dari bahan bambu. Semuanya terlihat unik,cantik dan kreatif, berikut ini merupakan contoh beberapa anyaman yang kerap di gunakan di indonesia Tikar Bambu Dibuat Dengan Menggunakan Teknik. Anyaman bambu adalah anyaman yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar bambu kering atau tua, yang mana dengan bambu tersebut bisa digunakan sebagai anyaman tanpa rusak maupun patah. 18/02/2015 teknik anyaman teratai merupakan teknik menganyam bambu nan tergolong sulit. Teknik penumbukan anyam ini memiliki arah tumbukan persis seperti suatu bentuk anyaman yang terdapat pad tikar bambu. Selain dijadikan tikar, daun tanaman ini juga biasa dianyam membentuk lanjung atau luntung, yaitu sejenis bakul atau keranjang yang dibawa seperti ransel. Sudah sejak zaman dahulu masyarakat indonesia sudah memanfaatkan bambu sebagai bahan anyaman.
CARA MEMBUAT ANYAMAN TIKAR DARI DAUN PANDAN DURI Tumbang Baraoi - Masyarakat Desa Tumbang Baraoi cukup terampil membuat anyaman tikar dari daun sejenis Pandan Duri. Kerajinan tangan yang diolah menggunakan tanaman dari kelompok Pandanus ini umumnya hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari misalnya tikar untuk menjemur padi, mengeringkan daging atau ikan serta untuk alas lantai. Selain dijadikan tikar, daun tanaman ini juga biasa dianyam membentuk lanjung atau luntung, yaitu sejenis bakul atau keranjang yang dibawa seperti ransel. Fungsinya macam-macam, mulai dari memuat hasil sayuran yang dipetik di ladang hingga memuat perlengkapan mandi berupa sabun dan pakaian ketika pergi ke sungai. Membuat Anyaman Tikar dari Daun Pandan Duri Pandan Duri tumbuh secara liar, dihutan-hutan terutama disekitar aliran air. Panjang daunnya bisa mencapai sekitar dua meter, teksturnya agak tebal dan keras di banding pandan wangi. Ukurannya lebih besar dan memiliki duri-duri tajam di sisi-sisi daunnya. Cara memanfaatkan dauan Pandan Duri untuk pembuatan tikar secara sederhana sebagai berikut ALAT DAN BAHAN a. Alat 1. Pisau atau parang 2. Penjepit dari bambu 3. Nilon atau benang pancing 4. Gunting atau cutter b. Bahan 1. Daun Pandan duri atau daun Kajang 2. Pewarna jika diperlukanLangkah-langkah membuat anyaman tikar dari daun Pandan Pertama-tama potong daun pandan duri pada bagian pangkalnya menggunakan pisau atau parang. Pandan duri ini adalah sejenis pandan liar yang banyak tumbuh di hutan-hutan. Sesuai namanya, Pandan ini memiliki duri-duri pada sisi daunnya, oleh karena itu perlu hati-hati saat memotongnya. Setelah daun Pandan duri terkumpul, bersihkan dan buang durinya menggunakan pisau. Kemudian belah menjadi dua atau empat bagian, tergantung selera. Untuk membelahnya masyarakat sekitar biasanya menggunakan nilon atau benang pancing. Namun jika belum terbiasa bisa menggunakan pisau Jemur daun tersebut sampai kering, lama penjemuran bervariasi tergantung terik matahari, namun umumnya memakan waktu 2-5 hari. Daun yang sudah kering kemudian di luruskan sekaligus dilembutkan dengan cara dijepit dengan penjepit dari bambu kemudian daun ditarik dari pangkal sampai ujungnya. Cara lain dapat juga dengan menggesekannya pada bilah kayu seperti cara menghaluskan kulit ular untuk keperluan bahan kulit. Jika ingin dilakukan pewarnaan, maka daun tersebut celupkan pada pewarna yang telah dilarutkan dalam air dan dipanaskan direbus. Setelah pewarnaan, daun Pandan duri atau daun Kajang dikeringkan lagi sebelum dianyam. Selanjutnya, anyam daun menjadi tikar sesuai dengan teknik dan pola anyaman yang dikuasai.
Bambu adalah sebuah material alternatif dari kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan furniture. Dengan menggunakan rotan sebagai tali pengikat untuk sambungan, bambu dapat dibentuk menjadi furniture dengan nilai estetik. Penelitian ini meneliti cara baru dalam pemprosesan furniture yang terbuat dari bambu. Metode yang digunakan adalah teknik laminasi yang digunakan untuk membuat balok atau papan bambu dan teknik penguap bertekanan untuk proses penekukan. Keluaran dari penelitian ini yaitu dua teknik yang inovatif untuk pemprosesan bambu secara modern. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh khalayak umum dan usaha kecil yang berkecimpung dalam industri kerajinan bambu. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014PENGOLAHAN MATERIAL BAMBU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LAMINASI DANBENDING UNTUK PRODUK FURNITUREOleh Hari Nugraha, ABSTRAK Bambu adalah sebuah material alternatif dari kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan fur- niture. Dengan menggunakan rotan sebagai tali pengikat untuk sambungan, bambu dapat dibentuk menjadi furniture dengan nilai estetik. Penelitian ini meneliti cara baru dalam pemprosesan furniture yang terbuat dari bambu. Metode yang digunakan adalah teknik laminasi yang digunakan untuk mem- buat balok atau papan bambu dan teknik penguap bertekanan untuk proses penekukan. Keluaran dari penelitian ini yaitu dua teknik yang inovatif untuk pemprosesan bambu secara modern. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh khalayak umum dan usaha kecil yang berkecimpung dalam industri kerajinan bambu. ABSTRACT Bamboo as an alternative material besides timber has been widely used for furniture. With the use of rattan as the rope to make joints, bamboo can be shaped as furniture with aesthetic value. This research investigates a new way in processing bamboo furniture. The method uses the laminating technique in processing bamboo to become bamboo block or board and the pressured steam technique in bending them. The use of these two innovative techniques is aimed to find a modern method in processing bamboo. The outcome of this research can be used by general public and small business enterprise in bamboo TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS JENIS BAMBU Untuk menentukan jenis bamboo yang akan diteliti untuk melakukan eksperimen proses laminasi dan bending bamboo, mengacu kepada data-data yang telah dikumpulkan yaitu dari sumber pustaka KOLEKSI JENIS-JENIS BAMBU PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HU- TAN DAN KONSERVASI ALAM BOGOR DI STASIUN PENELITIAN HUTAN ARCAMAN- IK, BANDUNG oleh Sutiyono Berikut ini jenis-jenis bamboo berdasarkan sumber pustaka tersebut a. Bambusa arundinaceae Retz. Willd. Bambu ini berasal dari Thailand, nama lain yaitu bambu duri, haur cucuk, bambu duri liar, ciri fisik percabangan dimulai dari buku paling bawah, pada ketiak ranting dengan cabang terdapat duri, pelepah batang bermiang lebat, warna gelap, tidak mudah gugur dan tanpa kuping pelepah daun. Rumpun rapat 8 batang/m. Tinggi batang dapat mencapai 12 m dengan diameter 11 cm. Daerah penyebaran, Sumbawa NTB, Gowa, Sulawesi Selatan. Penggunaan bamboo jenis ini yaitu batang untuk bahan bangunan oleh penduduk setempat, anyaman, kertas, sumpit. Rebung dapat digunakan sebagai sayuran. b. Bambusa vulgaris. Nama lokal yaitu haor koning Sunda, pring ampel Jawa, Penyebaran alami Sumatera, Jawa, Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya. Ciri fisik yaitu batang berwarna hijau, rumpun bamboo berjarang 4 batang/m, tinggi dapat mencapai 10 m dengan lingkar diameter luar 9 cm. Bambu jenis ini ada 2 yaitu yang berwarna batang hijau muda dengan bentuk fisik batang bamboo lurus dan jenis ke 2 yaitu batangnya tumbuh membengkok/melengkung. Pemanfaatan bamboo untik pembuatan anyaman, kertas, partikel board, dan furniture. c. Bambusa maculata Widjaja Nama lokal Awi totol Sunda, pring tutul, pring loreng Jawa Daerah penyebaran yaitu Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya. Ciri fisik batang bamboo berwarna hijau tua, dan pada batang bagian pangkal muncul sedikit garis- garis kuning, tumbuh tegak lurus, tinggi batang mencapai 9 meter dan diameter lingkar pangkal 9 cm, bagian percabangan dimulai dari bagian buku tengah, cabang ranting bamboo pendek dan tidak panjang. Pemanfaatan batang bamboo untuk pembuatan anyaman, kertas, partikel board, furniture. d. Dendrocalamus asper Nama daerah trieng betong Aceh, oloh otong Gayo, bulu botung Batak, lewuo guru Nias, bambu batueng Minangkabau, pering betung Lam-pung awi bitung Sunda, pring petung, deling petung, jajang petung Jawa, pereng petong Madura, tiing petung Bali, au petung Solor, bulo patung Sangihe. Ciri fisik bambu yaitu berbatang besar dengan diameter pangkal batang dapat mencapai 26 cm dan tinggi batang > 25 meter, dibagian buku ruas ke 1 - 11 terdapat lingkaran akar yang sangat menonjol, memiliki daun lebar, percabangan yang menonjol pada buku ke 8-10. Terdapat 3 jenis warna batang bamboo yaitu jenis petung coklat, petung hijau, petung kuning. e. Gigantochloa atroviolaceae Widjaja Nama daerah bambu hitam Sumatera, awi hideung Sunda, pring wulung Jawa. Ciri fisik batang bamboo berwarna hitam sampai hitam keungunan. Bambu jenis ini ada juga yang memiliki warna hitam/ungu bercampur dengan warna hijau. Ruas-ruas bamboo sedikit membengkok pada buku. Kerapatan rumpun bamboo tergolong jarang 2 batang/m. Tinggi batang bambu mencapai 12 meter dengan lingkaran diameter 11 cm. Daerah penyebaran di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa. Batang bamboo dimanfaatkan untuk bahan bangunan, anyaman, lokal furniture, alat angklung kesenian Sunda, papan serat semen, f. Gigantochloa atter Hask. Kurz. Nama daerah bambu ater, awi ater , awi temen Sunda, pring legi, pring jawa, pring benel Jawa, tiying jawa, bambu jawa Bali, air santong Lombok, Sumbawa. Ciri fisik yaitu batang berwarna hijau muda ke hijau tua, ruas-ruas sedikit membengkok pada buku. P ercabangan dimulai dari buku bagian tengah sampai ujung. Kerapatan rumpun agak rapat, 5 batang/m. Tinggi batang mencapai hingga 12 meter dengan lingkaran diameter luar 11 cm. Pemanfaatan bamboo untuk bahan bangunan, papan serat semen, anyaman, kertas, sumpit; Rebung rasa manis sehingga dapat digunakan sebagai sayuran. g. Sifat dan Karakteristik Bambu. Menurut Dransfield dan Widjaja 1995 kolom yang terdapat pada batang bamboo terdiri dari 50% parenkim, 40% serat dan 10% sel penghubung pembuluh dan sieve tube. Untuk pengolahan sebuah produk dengan menggunakan material bamboo, harus diketahui terlebih dahulu sifat fisis dan sifat mekanis dari material bamboo yang akan digunakan. Ginoga 1977 menjelaskan bahwa beberapa aspek tertentu dapat mempengaruhi sifat fisis dan mekanis dari material bamboo yaitu seperti umur bamboo, posisi ketinggian tumbuh batang bamboo, diameter bamboo, ketebalan daging bamboo, posisi beban pada buku atau ruas, posisi radial batang bamboo dan kadar air yang terdapat pada bagian batang bamboo. Daya tahan bamboo terhadap kondisi alam masih menjadi kendala untuk pemanfaatan aplikasi material bamboo untuk produk fungsional. Serangan rayap yang menyebabkan daging bamboo menjadi bubuk merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki oleh material bamboo, untuk aplikasi produk seperti untuk produk furniture pemilihan material bamboo harus diambil dari jenis bamboo yang relatif tahan terhadap serangan rayap bubuk, dari hasil penelitian Jasni dan Sumarni 1999 bamboo atter Gigantochloa Atter dan bamboo Apus/Tali Gigantochloa Apus relatif tahan terhadap serangan rayap bubuk, sehingga sesuai untuk digunakan sebagai bahan dasar untuk produk pakai fungsional seperti untuk produk furniture. TEKNOLOGI PRODUKSI BAMBU LAMINASI TEKNOLOGI PRODUKSI BAMBU LAMINASI OLEH LITBANG UPT BPP BIOMATERIAL LIPI Litbang UPT BPP biomaterial LIPI mengembangkan pengolahan material bamboo yang diberi nama Bambu Komposit. Pengembangan material tersebut dimaksudkan untuk menjadi material alternatif pengganti kayu. Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014Proses pembuatan bamboo komposit atau secara umum dikenal dengan laminasi bamboo, diproses dengan cara membentuk batang bamboo menjadi potongan pipih kemudian disatukan dan dibentuk menjadi balok atau papan kemudian diberikan bahan perekat dan dipres. Dari hasil penelitian Litbang UPT BPP biomaterial LIPI Kekuatan bambu komposit untuk uji bending strength sangat baik dan dapat melebihi kayu jati. Dengan perekat phenol formaldehida atau isocyanate, papan atau balok bambu komposit dapat digunakan sebagai bahan bangunan di luar ruangan outdoor seperti rumah kebun, pagar halaman, dinding penyekat jalan tol, jembatan, dan lain-lain. Sedangkan dengan perekat urea formaldehida, papan atau balok bambu komposit dapat digunakan untuk bahan bangunan di dalam ruangan indoor, seperti dinding rumah, pintu, mebel, dan lain-lain. Papan bambu komposit ini dapat dikembangkan untuk berbagai produk dengan spesifikasi teknis dimensi, kerapatan, bentuk, tujuan pemakaian indoor atau outdoor dan kegunaan sesuai dengan permintaan. Berikut ini tabel data hasil pengujian bamboo komposit yang dilakukan oleh Litbang UPT BPP biomaterial LIPI Screw withdrawal kg/cm2 Tabel 1 hasil pengujian bamboo komposit oleh Litbang UPT BPP biomaterial LIPI TEKNOLOGI PRODUKSI BAMBU LAMI- NASI OLEH SULASTININGSIH Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulastiningsih dengan judul BEBERAPA SIFAT BAMBU LAMINA YANG TERBUAT DARI TIGA JENIS BAMBU Some Properties of Laminated Bamboo Board made from Three Bamboo Species Berikut ini kutipan dari Abstrak hasil penelitian tersebut “Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemungkinan penggunaan bambu lamina sebagai bahan substitusi kayu, khususnya mengetahui pengaruh jenis bambu terhadap sifat bambu lamina yang direkat dengan urea formaldehida. Bambu yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu andong Gigantochloa pseudoarundinacea, bambu mayan Gigantochloa robusta dan bambu tali Gigantochloa apus yang berasal dari tanaman rakyat di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa sifat bambu lamina dipengaruhi oleh jenis bambu yang digunakan kecuali kadar air, keteguhan tekan sejajar serat dan keteguhan rekat. Kerapatan bambu lamina bervariasi antara 0,62 – 0,79 g/cm3. Bambu lamina dari bambu tali memiliki nilai keteguhan lentur tertinggi sedangkan bambu lamina dari bambu mayan memiliki keteguhan lentur terendah. Keteguhan rekat bambu lamina yang diuji dengan cara geser tekan bervariasi antara 67,03 – 86,19 kg/cm2 dan 54,43 – 62,94 kg/cm2 berturut- turut untuk uji kering dan uji basah. Sifat perekatan bambu lamina dari bambu andong, mayan dan tali cukup baik. Bambu lamina 3 lapis masing-masing dari bambu andong, mayan dan tali setara dengan kayu kelas kuat II. Pembuatan bambu lamina secara teknis dapat dilakukan dan produk tersebut dapat digunakan sebagai bahan substitusi kayu.” TEKNOLOGI PRODUKSI BAMBU LAMINASI OLEH PROF. DR. IR. MoriSco uGM Morisco pada tahun 2004 mengembangkan teknik laminasi bambu dalam bentuk papan dan balok sebagai material untuk pembuatan dinding, lantai, daun pintu, mebel dan kusen. Gambar Hasil Produk dari Material Balok Bambu Sumber TEKNOLOGI PRODUKSI BAMBU TEKUK bendinG TEKUK BAMBU DENGAN TEKNIK PEMANASAN Teknik yang dapat diaplikasikan untuk membeng- kokkan batang bamboo adalah dengan cara me- manaskan pada area dibagian yang akan dibeng- kokkan, pemanasan permukaan batang bamboo dapat dilakukan dengan api gas atau api las, atau dapat dilakukan diatas kompor dan harus dilaku- kan secara hati-hati. Batang bamboo yang akan di bengkokkan /bending, dipanaskan di atas api sela- ma beberapa detik kemudian memutar batang bam- boo tersebut dan segera lakukan proses bending atau menekuk batang bamboo tersebut ke dalam bentuk yang diinginkan. Ketika bambu mendingin, ben- tuk permukaan batang bamboo yang telah ditekuk akan permanen pada posisinya. Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014hua, Jin OR akan tang anas Teknik Pembakaran Roasting oleh Zhu Zhao Distinguished Fellow of INBAR for Life and Wei, Publications and Training INTERNATIONAL NETWORK F BAMBOO AND RATTAN INBAR Roasting adalah metode yang umum digun di Cina untuk mengolah batang bambu, ba bambu yang diletakkan di atas api atau uap p bertujuan sebagai berikut - Melunakkan batang serat bamboo. - Mempercantik penampilan luar batang bamboo dengan efek bakar. - Mengurangi atau menghindari penyusutan produk jadi. Metode ini dapat digunakan untuk meluruskan batang melengkung atau membentuk kurva dengan batang lurus. Cara memanaskan batang bamboo yaitu dengan pasir diisi dalam batang bamboo sebelum pemanasan, pasir di dalam batang mabu dapat mencegah dinding bambu untuk melebar dan pecah akibat panas yang tidak merata. BENDING KAyU DENGAN TEKNIK UAP Penelitian yang dilakukan oleh David Smith 2004 untuk melakukan proses bending pada material kayu menggunakan steam box, teknik ini memungkinkan bentuk dan ukuran material kayu yang bervariasi. Untuk ukuran material yang kecil, dapat menggunakan pipa PVC sebagai pengganti steam box. Jenis kayu yang paling baik untuk dilakukan proses bending dengan cara steam penguapan yaitu White Oak. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Achmad Supriadi and Osly Rachman untuk proses bending material kayu yaitu Hasil pelengkungan 5 jenis kayu yang telah diberi praperlakuan perendaman dengan larutan NaOH 3% menunjukkan bahwa kayu asam jawa termasuk baik, kayu marasi sedang, kayu balobo jelek, kayu kendal dan rasamala sangat jelek. Praperlakuan sebelum kayu dilengkungkan dan jenis kayu berpengaruh nyata terhadap radius pelengkungan. Kayu yang diberi perlakuan awal perendaman dengan larutan NaOH 3% lebih mudah dilengkungkan dibandingkan dengan yang tidak direndam. Tidak ada perbedaan nyata radius pelengkungan antara kelima jenis kayu, kecuali antara kayu rasamala dengan keempat jenis kayu lainnya. Analisis regresi antara sifat fisis kayu dengan radius pelengkungan menunjukkan tidak ada hubungan nyata antara kerapatan kayu dengan radius lengkung, sedangkan antara radius Radius lengkung Bending radius, lengkung dengan pengembangan Gambar Memasukkan Pasir Ke Batang Bambu & Proses Tekuk, Sumber INBAR dimensi kayu menunjukkan hubungan yang sangat nyata dengan persamaan Y = 57,1963 - 2,6213 X dengan R2 = 0,26 2. ARAH PENELITIAN PROSES LAMINASI DAN BENDING BAMBU Dari hasil data yang didapat dan berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah oleh Prof. Morisco dalam pengolahan material bamboo, kemudian dirumuskan untuk mencari sebuah alternatif teknik untuk pengolahan material bamboo, teknik pengolahan bamboo tersebut kemudian akan diuji dengan menggunakan metode eksperimental. Eksperimen yang akan dilakukan yaitu penerapan teknik laminasi bamboo dan proses bending tekuk material bamboo dengan menggunakan sistem steam/uap bertekanan, dari hasil eksperiment tersebut kemudian akan dilanjutkan ke proses desain untuk diaplikasikan menjadi sebuah produk pakai fungsional untuk produk furniture. Berikut ini rincian tahapan penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut a. Eksperimen dan Pra Desain • Pemilihan jenis bamboo yang akan digunakan untuk eksperimen. • Proses laminasi bamboo untuk dibentuk men- jadi balok atau papan. • Proses pembuatan moulding untuk bending bamboo. • Pembuatan tabung uap bertekanan. • Proses eksperimen bending dengan teknik uap bertekanan. • Analisis hasil eksperimen bending material kekuatan material & kerapatan hasil lami nasi bamboo setelah dilakukan proses bending b. Proses Desain • Pembuatan gambar desain furniture bamboo tempat duduk. Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014• Membuatan gambar kerja. • Pembuatan komponen furniture. • Perakitan komponen. Arah penelitian dalam proses pembuatan lami- nasi dan bending bamboo ini yaitu menggunakan pendekatan kerja manual dengan memanfaatkan dan merekayasa peralatan kerja sederhana untuk melakukan peroses laminasi dan bending bamboo. Diharapkan, dengan peralatan kerja manual dan sederhana yang mudah untuk didapat tersebut ti- dak akan membebani dari aspek biaya investasi awal pengadaan alat bantu kerja untuk industri ke- cil furniture bamboo. Peralatan manual yang digunakan untuk proses laminasi bamboo yaitu terdiri dari • Alat potong gergaji. • Pisau raut atau golok. • Klem untuk pres bilah bamboo. • Balok kayu sebagai dudukan klem untuk pres bilah bamboo. • Hampelas meter untuk menghaluskan permukaan bilah bamboo Dengan merujuk hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, untuk sistem laminasi bamboo memakai teknik seperti yang dilakukan oleh Prof. Morisco dari UGM yaitu dengan cara membentuk balok bamboo dari susunan lembaran bilah bamboo yang sudah diratakan kemudian dilakukan proses laminasi dengan cara di pres. Untuk proses bending, teknik yang dilakukan yaitu mengadaptasi dari prinsip dasar bending balok kayu dengan memanfaatkan uap air steam seperti yang dilakukan oleh David Smith 2004. Tempat penguapan atau steam box yang digunakan yaitu berbentuk tabung silinder dengan diameter 15 cm yang dibuat dari material stainlesstell. Penelitian yang dilakukan Sumber uap untuk melakukan proses seteam dihasilkan dari katel masak bertekanan presto. Berikut ini uraian arah penelitian yang dilakukan berdasar kan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya 3. PROSES EKSPERIMEN LAMINASI DAN BENDING BAMBU PROSES EKSPERIMEN LAMINASI BAMBU Untuk merealisasikan arah penelitian proses laminasi dan bending bamboo, dilakukan beberapa eksperimen awal, eksperimen tersebut yaitu terdiri dari a. Eksperimen untuk menguji jenis lem yang akan digunakan untuk melakukan proses laminasi bamboo, lem yang diuji yaitu - Resin Lycal - Polyurethane - PVAC Poly Vinly Acetate b. Eksperimen proses tekuk atau bending bamboo dengan memanfaatkan uap air dengan tujuan untuk meningkatkan sifat lentur dari bamboo. Uap air yang digunakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kadar air yang ada di dalam batang bamboo sehingga meningkatkan sifat lentur dari bamboo. Eksperimen ini diharapkan dapat mengetahui tingkat kelenturan dan ukuran minimal dari jari-jari tekukan bending yang dapat dilakukan oleh bilah bamboo yang telah di beru uap air. Sebelum masuk ketahapan eksperimen, batang bamboo di bentuk menjadi pilah-bilah bamboo dan dikelompokkan menjadi beberapa jenis ketebalan, ketebalan yang akan digunakan yaitu 2mm – 5mm. Jenis bamboo yang digunakan yaitu bamboo hitam dan bambu andong, dua jenis bamboo tersebut akan di uji untuk mengetahui tingkat kelenturannya. Standar dimensi bamboo yang digunakan untuk eksperimen proses laminasi dan bending yaitu berdasarkan Diameter rata-rata bamboo yang didapat dari penjual bamboo di sekitar wilayah tangerang selatan yaitu 15 cm dengan ketebalan daging bamboo 1,5 cm. Penelitian yang dilakukan Sistem laminasi balok bamboo oleh Prof Morisco Sistem laminasi balok bamboo dengan mengadaptasi sistem yang dilakukan oleh Prof Morisco yaitu dengan cara di lem dan di press. Proses pengerjaan laminasi mengunakan pendekatan kerja manual dan dengan alat yang sederhana Sistem laminasi Coil oleh Dr. Dwinita Larasati., MA Sistem steam box untuk bending kayu oleh David Smith Steam box untuk bending kayu di modifikasi menjadi bentuk tabung silinder dan diaplikasikan untuk material bamboo, sumber steam diambil dari katel masak bertekan- an presto. Tabel 2 Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014Dari hasil pengolahan pilah-pilah bamboo tersebut, kemudian akan diuji untuk mengetahui kekuatan lem dan untuk menentukan jenis lem yang akan digunakan. Proses laminasi bamboo yaitu membuat balok dari lapisan pilah-pilah bamboo yang disatukan dengan menggunakan lem kemudian di pres dengan menggunakan klem, ketebalan balok bamboo yang akan dibuat yaitu 2,5cm X 4 cm dengan panjang bamboo 40 cm. Hasil eksperimen laminasi bamboo dengan menggunakan lem Polyurethane dan Resin Lycal terdapat beberapa permasalahan utama yaitu Lem sebagai perekat lapisan bamboo menggunakan jenis resin lycal, untuk aplikasi menggunakan material kayu dapat merekat dengan cukup kuat dan dapat masuk kedalam pori-pori kayu jenis kayu mahoni, sedangkan untuk diaplikasikan pada permukaan lembaran bilah bamboo tidak dapat merekat dengan cukup kuat, setelah melakukan uji tarik pada tiap lembaran bilah bamboo yang di laminasi, lapisan lem dapat terlepas dan menarik serat bamboo. Penggunaan lem jenis lain seperti lem polyurethane dapat menghasilkan daya rekat yang kuat, tetapi hasil laminasi bamboo menjadi kaku, keras dan tidak dapat di tekuk bending. Kesimpulan dari hasil eksperimen yang telah dilakukan untuk jenis lem PVAC Poly Vinly Acetate yaitu, lem PVAC dapat meresap ke permukaan bamboo dan hasil laminasi bamboo yang dihasilkan masih memiliki sifat lentur. Jenis bamboo yang digunakan tidak berpengaruh terhadap kekuatan rekat lem yang digunakan untuk proses laminasi bamboo. Daya Tahan terhadap panas dan air untuk Jenis lem yang digunakan seperti Resin lycal, lem polyurethane dan lem PVAC Poly Vinly Acetate tidak tahan terhadap suhu panas dan uap air. Proses eksperimen selanjutnya yaitu melakukan proses bending tekuk Proses bending dilakukan dengan memanfaatkan uap air yang dihasilkan dari katel presto. Bilah bamboo yang akan di bending terlebih dahulu dimasukkan kedalam tabung silinder sebagai tempat untuk melakukan Proses penguapan, bilah bamboo yang akan dibending terlebih harus dilakukan penguapan untuk memaksimalkan sifat lentur dari bamboo kemudian dilanjutkan dengan proses tekuk yang dilakukan bersamaan dengan proses laminasi. Waktu penguapan yang dilakukan untuk bilah bamboo yang akan di tekuk yaitu 60 menit. Untuk membentuk dan menekuk bilah bamboo yang telah melalui proses penguapan bersamaan dengan proses laminasi, terlebih dahulu harus dibuat mal sebagai dudukan untuk proses pres. Gambar Batang bamboo hitam dan andong sebelum diolah dan proses pembentukan batang bamboo menjadi pilah-pilah bamboo Gambar Tabung silinder untuk melakukan proses steam bilah bamboo sebelum di bending. Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014Gambar Peroses memasukkan bilah bamboo ke dalam tabung silinder sebelum proses penguapan dilakukan. Gambar Klem dan mal untuk base tekukan dan pres bilah bambu. Gambar Proses laminasi dan pres bamboo dengan menggunakan jenis lem Polyurethane Gambar Proses laminasi dan pres bamboo dengan menggunakan jenis lem Resin Lycal Gambar Aplikasi hasil bending bamboo untuk produk furniture Meja . Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014Gambar Aplikasi hasil bending bamboo untuk komponen kaki meja bambu. APLIKASI HASIL BENDING DAN LAMINASI BAMBU UNTUK DESAIN FURNITURE Aplikasi hasil bending dan laminasi bamboo untuk desain produk furniture yaitu dapat digunakan untuk desain sebuah rangka kursi, hasil laminasi bamboo berbentuk balok dapat digunakan untuk membentuk struktur rangka dan hasil bending laminasi bamboo untuk bagian sudut rangka yang berbentuk lengkungan. 4. KESIMPULAN Penelitian yang telah dilakukan ini masih dalam tahap awal dan perlu untuk di lakukan penelitian lanjutan, terutama untuk menemukan jenis lem/ perekat yang sesuai untuk proses laminasi dan yang tahan terhadap panas dan uap air. Agar dapat diaplikasikan secara langsung oleh UKM furniture bamboo, proses kerja dan teknik pengerjaan laminasi dan bending yang dilakukan diarahkan untuk dilakukan secara manual dan dengan alat bantu yang mudah untuk didapat atau dibuat. Proses bending dan laminasi dilakukan pada saat bersamaan dengan cara dipres pada mal yang telah di buat sebelumnya. Proses dengan menggunakan uap air dilakukan untuk memaksimumkan sifat kelenturan bilah bamboo sehingga lapisan bilah bamboo dapat di tekuk bending dengan jari-jari lingkaran yang pendek 3-4 cm dengan ketebalan bilah bamboo yang di laminasi dan ditekuk 2-3 mm dan dengan tebal hasil laminasi 2 cm dengan jenis lem yang digunakan yaitu PVAC. Dari hasil penelitian ini, aplikasi yang dapat dilakukan dari hasil bending dan laminasi bamboo untuk desain produk furniture yaitu seperti untuk pembuatan struktur rangka dan untuk bagian sudut atau bentuk struktur rangka lainnya yang berbentuk lengkungan dan memiliki radius lengkungan tertentu. Waktu penelitian diharapkan dapat diperpanjang untuk memaksimalkan hasil aplikasi bending dan laminasi bamboo untuk membuat sebuah prototype produk furniture kursi yang menggunakan struktur dari material bamboo hasil bending dan laminasi. Harus dilakukan proses pengujian yang akurat untuk mengetahui kekuatan tekan beban, kekuatan lentur, kekuatan daya rekat lem dan kekuatan fisik permukaan bamboo hasil laminasi dan bending terhadap dampak perubahan kelembapan lingkungan diluar ruang dan didalam ruang serta daya tahan bilah bamboo terhadap serangan jamur. DAFTAR PUSTAKA 1. Sulastiningsih 2005. Beberapa sifat bambu lamina yang terbuat dari tiga jenis bamboo. 2. Sumiati. 206. Pengaruh Jenis Sambungan Balok Laminasi Bambu Wulung Terhadap Keruntuhan Lentur. Jurnal P&PT Vol IV No 1 2006 153-163. 3. M. Mahdavi1; P. L. Clouston, and S. R. Arwade, 2011. Development of Laminated Bamboo Lumber Review of Processing, Performance, and Economical Considerations. American Society of Civil Engineers. 4. Zhu Zhaohua and Jin Wei. 2001. Traditional chinese bamboo furniture processing techniques. 5. International network for bamboo and rattan INBAR. 6. Sutiyono. 2007. Koleksi jenis-jenis bambu Jurnal Universitas Pembangunan Jaya 1 Volume 1 Maret 2014pusat penelitian dan pengembangan hutan dan konservasi alam bogor di stasiun penelitian hutan arcamanik, bandung. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian, 2007 7. Achmad Supriadi and Osly Rachman. 2002. Sifat pelengkungan lima jenis kayu dengan dua macam perlakuan awal Bending Characteristics of Five Wood Species With Two Types of Pretreatment. 8. Iwan Suprijanto, Rusli, dan Dedi Kusmawan. 2009. Standardisasi bambu laminasi sebagai alternative Pengganti kayu konstruksi. Prosiding PPI Standardisasi 2009. 9. Litbang UPT BPP biomaterial LIPI. 2000. Teknologi Bambu Komposit. BIOGRAFI PENULIS Hari Nugraha, Program Studi Desain Produk Universitas Pem- bangunan Jaya Jl. Boulevard Bintaro Sektor VII Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15224. ... The bamboo is sorted, grouped according to thickness, and then shaved in order to perform the bamboo lamination process. This task was completed to make the subsequent procedure easier -gluing each piece of bamboo with adhesive and flattening it into a block with the required dimensions -simpler Nugraha, 2014. ...... Because bamboo laminates have the same properties as wood where it does not have a large compressive strength like concrete which generally used in construction project Nor Intang Setyo et al., 2006. The cost-effectiveness of structural components, which require far larger quantities than those of non-structural or interior products, is another argument in favor of this Nugraha, 2014. ...Santoso Sri HandoyoMaliakhi PasaribuPetung bamboo is one of the alternatives to wood that is needed due to the decreased availability of wood in the forest for construction. The objective of this research was to determine whether Petung bamboo could substitute wood in door frame. Research has been carried out to propose alternate methods of using bamboo to produce door frame that are environmentally friendly. Engineering research using experimental methods is conducted. The data collection technique was carried out using test specimens for specific gravity test, compressive strength test, and flexural strength test to obtain the strength value of the petung bamboo laminated door frame product which will later be compared with door frames made of wood on the market. Based on the findings of the research, Petung bamboo laminated door frame, which also made from petung bamboo laminated beam, had the specific gravity value of g/mm2, the compressive strength of MPa, and the optimum flexural strength of MPa. The values of specific gravity test, compressive strength test, and flexural strength test are comparable to the class II of wood strength and applicable to use as door panels based on PKKI 1961... Types of bamboo that can be used as a packaging material are as follows [7] 1 Bambusa vulgaris, there are two types of this bamboo, namely light green stems with the straight stem and other stems which grow bent or curvy; 2 Dendrocalamus asper or pring betung, widely known as the large type of bamboo which can grow 26cm in diameter and height of 25m [8]. Both types of bamboo are very common and suitable for manufacturing wicker items, paper, particle of board, and furniture. ...... Prosesnya adalah dengan membuat bilah bambu kemudian disusun dan dikempa menggunakan perekat dalam waktu tertentu Nugraha, 2014. Berdasarkan sifat mekanis yang didapatkan dengan pengujian, bambu laminasi layak secara fisik untuk diaplikasikan pada sebuah konstruksi kayu Setyo H., Satyarno, Sulistyo, & Prayitno, 2014, bahkan nilai kekuatan bambu menyerupai dengan kode mutu kelas kuat kayu E26, dan termasuk ke dalam kelas kuat kayu I, yang setara dengan kelas kuat kayu jati BPTPT Denpasar, 2017. ...Bambu merupakan tanaman rakyat dengan pertumbuhan yang cepat, dimana bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh antara umur 3,5 sampai dengan 5 tahun. Pemanfaatan bambu pada sentra kerajinan di desa Kemutug, Kecamatan Baturraden hanya memanfaatkan bahan baku bambu sebagai mebelair seperti kursi, meja, balai bengong. Material waste yang dihasilkan dari produk mebelair ini sangat tinggi dan belum dimanfaatkan dengan baik. Salah satu alternatif pemanfaatan material waste dari produk bambu adalah dengan dijadikan bambu laminasi untuk menambah nilai ergonomis. Metode yang digunakan adalah pendidikan masyarakat dan pelatihan, pendidikan masyarakat dilakukan dengan memaparkan dan menjelasan mengenai gambaran pengetahuan tentang pemanfaatan bambu, Pelatihan dilakukan dengan mempraktikkan proses pembuatan bambu laminasi. Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan ketertarikan sentra produksi kerajinan bambu pada bambu laminasi sehingga dapat meningkatkan diversifikasi produk untuk terciptanya ekonomi yang kreatif. Respon dan keberterimaan masyarakat terhadap teknologi bambu laminasi cukup tinggi, masyarakat menyambut baik dengan adanya perkembangan teknologi bambu AzizahAndy MasriProcessed corncob in form of bar is a relatively new and unique material. Not only that it has a unique texture, visual properties, and a standardized module, the usage of corncob as an alternative material also transform a seemingly almost worthless object into a product that offer good value. However, those offered value alone is not enough to make it automatically accepted in the market. Therefore, a proper product design is essential to achieve not only such a unique product, but also feasible to produce with a competitive pricing compared to its more conventional rivals. This research aim to proof the appropriateness of processed corncob plank as a storage stool’s main material compared to conventional natural material like laminated bamboo and wood plank. The result of this project is a storage stool that is designed to be easy to produce and is able to take the advantage of corncob uniqueness in term of surface texture. The resulted product is expected to be a profitable commodity for the industry. The reasearch was held in Craftindo Kreasi, located in Bandung, who engaged in crafting field using corncob as their main material Keyword corncob, storage stool, craft, product designAbstrakMaterial tongkol jagung merupakan material yang relatif unik dan baru. Selain tekstur dan unsur visualnya yang unik serta modul yang terstandarisasi, penggunaan tongkol jagung sebagai material produk juga mengangkat nilai dari sebuah barang yang nyaris tidak berharga menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual. Akan tetapi nilai-nilai tersebut tidak membuat produk bermaterial tongkol jagung otomatis diterima oleh pasar. Oleh karena itu, diperlukan sebuah desain produk yang tepat agar produk yang dihasilkan tidak hanya unik, namun juga fungsional, relevan serta dapat diproduksi secara industri sehingga dapat memiliki harga dan nilai yang dapat bersaing dengan produk yang menggunakan material konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kelayakan papan dari tongkol jagung sebagai material utama pembuatan storage stool dibandingkan dengan papan dari material bambu dan kayu. Adapun produk yang dihasilkan dalam diskusi penelitian ini adalah storage stool yang didesain untuk kemudahan produksi serta mengekspos keunikan tekstur tongkol jagung. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat menghasilkan varian produk baru untuk bisa digunakan oleh industri sebagai komoditas yang profitable. Penelitian dilaksanakan di Craftindo Kreasi, Bandung, yang bergerak di bidang craft berbahan baku bonggol jagung. Kata kunci tongkol jagung, storage stool, craft, desain produk Kemala HayatiThe construction industry has a level of complexity and competitive in which participants with different views in talent and knowledge level of the cooperation process of construction. In the construction industry, due to differences in perception between the project participants, conflict is inevitable. If the conflict is not managed properly, they quickly turn into a dispute. Dispute resolution can be done by appointing an arbitrator of the arbitration board. Evaluation process of dispute resolution in construction projects through a risk-based arbitration is performed to improve the performance of the Indonesian National Arbitration Board. Keywords Project, construction, risk, performance, process, and arbitrationOleh Iwan SuprijantoRusliDedi KusmawanEvery year, the availability of wood as raw material has been rapidly decreases and causes the destruction of rainforest in Indonesia which lead to least productivity of wood. One of the main causes is the unbalancing between the demands of raw materials to the availability of woods in the forest. Tecnology of laminating bamboo soon to be expected as a friendly environment solution as an alternative material to replace woods as raw materials for contruction and furniture. Process of making laminating bamboo consists of raw materials preparation; tools preparation; cutting process; preserving process; laminating process; finishing process; it is necessary to formulate stardardizatin for the process of making laminating bamboo. Formulation standar for the process of making laminating bamboo covers of specifications technique; guidance of bamboo laminating preservation; guidance of bamboo laminating pelengkungan lima jenis kayu dengan dua macam perlakuan awal Bending Characteristics of Five Wood Species With Two Types of PretreatmentAchmad SupriadiOsly RachmanAchmad Supriadi and Osly Rachman. 2002. Sifat pelengkungan lima jenis kayu dengan dua macam perlakuan awal Bending Characteristics of Five Wood Species With Two Types of Pretreatment.
tikar bambu dibuat dengan menggunakan teknik